Dunia saat ini telah berubah dengan adanya ilmuwan - ilmuwan hebat yang muncul seiring perkembangan zaman. penemuan - penemuan seperti listrik, lampu, tv, kamera, hingga pesawat berhasil mengubah peradaban dunia ini dalam waktu singkat. Semua ini tentunya tidak muncul dengan kebetulan atau muncul dengan sendirinya. Namun, perubahan dunia pada abad ini muncul, salah satunya adalah karena adanya ilmuwan - ilmuwan hebat pada zaman dahulu, khususnya ilmuwan muslim.
Kali ini kita akan membahas salah seorang ilmuwan muslim hebat sepanjang masa, Al-biruni. Abu Ar-Raihan Muhammad bin Ahmad Al-Khawarizmi Al-Biruni merupakan salah satu dari 2 ilmuwan besar Muslim dalam bidang pengetahuan alam (Science). Orang-orang Barat mengenalnya dengan panggilan Master Aliboron. Ia lahir di kota Kats pada tahun 362 H (973 M).
Al-biruni telah berhasil meneliti dan mendapatkan penemuan hebat pada zamanya. Meskipun pada saat itu, untuk mencari ilmu tergolong sulit. Namun, Al-biruni berhasil mengatasi semua itu dan menjadi ilmuwan hebat, hingga dikenang dan diakuni kecerdasanya sampai saat ini oleh semua orang di dunia. Baca : Kisah Hidup Buya Hamka
Ilmu Matematika
Al-Biruni Berhasil membuat rumus-rumus matematika untuk menghitung lingkaran bumi dan diameternya, rumus ini di sebut Al-Biruni. Dia berhasil menemukan rumus-rumus yang sesuai dengan sinus dalam hitungan Trigonometri. Ia juga berhasil dalam membuat rumus Kalkulus yang ditrmukan oleh Tsabit bin Qurah dengan menggunakkan bukti-bukti geometris. Namun, sayangnya penemuan ini akhirnya dklaim sebagai penemuan Ishac Newton oleh orang Barat.
Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
Al-Biruni telah mendahului para ilmuwan pada masanya dalam menyimpulkan bahwa kecepatan cahaya melebihi kecepatan suara. Dia memiliki pendapat sama dengan Ibnu Haitsam dalam menentang pendapat Gelenus, dan mengatakan bahwa sinar cahaya bersumber dari objek benda yang dilihat ke mata. Dia juga menerangkan fenomena khusus yang berhubungan dengan tekanan zat cair gas dan keseimbangannya. Dia juga menggunakan rumus hidrostatistik untuk menjelaskan mengapa air menguap dan mata air naik ke atas.
Bidang Gelogi dan Ilmu Pertambangan
Al-Biruni mengetahui hakekat perubahan yang terjadi pada kulit bumi, dan bahwa perubahan itu terjadi secara pelan dan bertahap dalam jangka waktu yang sangat panjang, atau seperti yang kita ketahui dengan istilah sekarang "Eon dan masa geologi".
Ilmu Astronomi
Al-Biruni adalah orang yang pertama kali menyimpulkan adanya pergerakan titik matahari yang terjauh dari bumi
Bidang Geografi
Al-Biruni pada zamanya sudah berhasil menjelaskan bahwa planet-planet yang kita kenal beredar di sekitar matahari, dan perbedaan antara malam dan siang disebabkan oleh perputaran bumi pada dirinya dan bukan perputaran matahari. Penemuan ini mendahului para Astronom Barat seperti Copernicus dan Galileo dengan selisih waktu sekitar 5 abad.
Baca Juga : Perjuangan Pangeran Diponegoro
Al-Biruni berhasil mengukur lingkaran bumi dengan menggunakkan matematika geografi. Cara ini di Barat dikenal dengan sebutan "teori Al-Biruni". Menurut seorang orientalis, Nallino, "Pengukuran yang dilakukan oleh Al-Biruni pada lingkaran bumi merupakan salah satu efek dari peradaban Islam".
Bidang Biologi
Al-Biruni juga memaparkan tentang perilaku menyimpang (tidak normal) pada tumbuhan dan hewan (seperti fenomena kembar siam), dan menerangkan fenomena perkawinan pada beberapa jenis daun bunga.
Bidang Farmakologi
Al-Biruni menulis buku yang berjudul "Kitab Ash-Shaidalah Fith Thib" yang berisi tentang obat-obatan yang digunakan para dokter, serta pendapat orang dahulu terhadap obat tersebut.
Bidang Humaniora dan Sastra
Dalam bidang filsafat Al-Biruni melakukan korespondensi dengan Ibnu Sina yang membahas tentang perbandingan antara berbagai aliran filsafat dan sufi di kalangan orang-orang india, umat kristiani dan masyarakat muslim. Dalam bidang sastra Ia juga menulis beberapa buku seperti "Syahru Syi'ri Abi Tamam" dan "Mukhtar Al-Asy'ar Wa Al-Atsar".
Masih banyak lagi ilmu-ilmu yang diperoleh oleh Al-Biruni hingga dikenal dan tersebar ke sluruh penjuru dunia, hingga Akademi Ilmu Uni Soviet memperingati hari lahirnya Al-Biruni pada tahun 1950 M, dan menerbitkan majalah kenangan Al-Biruni yang berisi Makalah dan tulisan Al-Biruni setebal 139 halaman. Hal ini juga terjadi di India dan Pakistan yang juga memperingati hari lahirnya Al-Biruni. Pada 1974, UNESCO juga tak ketinggalan, organisasi itu menerbitkan majalah edisi khusus tentang Al-Biruni, yang berisi tentang biografi dan penemuan ilmiahnya.
Komentar Tentang Al-Biruni
Bernard Louis, orientalis Inggris mengatakan, "Dia adalah ilmuwan yang sangat dalam ilmunnya dalam bidang fisika, matematika, psikologi, kimia, geografi, dan sejarah. Dia juga cedikiawan ulung yang merupakan salah satu ilmuwan terkemuka pada masa Islam pertengahan."
Smith mengatakan, "Al-Biruni merupakan ilmuwan paling tenar pada masanya dalam bidang matematika, dan orang-orang Barat berhutang budi kepadanya dengan mereka mengetahui India dan pengaruhnya bagi ilmu-ilmu yang lain."
Arter Ebham Bob, seorang orientalis Amerika mengatakan, "Dalam daftar ilmuwan manapun, nama Al-Biruni pasti berada di posisi yang tinggi. Sebab, tidak mungkin sempurna sejarah ilmu matematika, astronomi, geografi, humanoria, dan perbandingan agama tanpa kontribusinya yang besar dalam ilmu-ilmu tersebut."
Baca Juga : Perjuangan Bung Tomo
Sumber: Albaqirah Ulama' Al-Hadharah wa Al-Islamiyah
Kali ini kita akan membahas salah seorang ilmuwan muslim hebat sepanjang masa, Al-biruni. Abu Ar-Raihan Muhammad bin Ahmad Al-Khawarizmi Al-Biruni merupakan salah satu dari 2 ilmuwan besar Muslim dalam bidang pengetahuan alam (Science). Orang-orang Barat mengenalnya dengan panggilan Master Aliboron. Ia lahir di kota Kats pada tahun 362 H (973 M).
Al-biruni telah berhasil meneliti dan mendapatkan penemuan hebat pada zamanya. Meskipun pada saat itu, untuk mencari ilmu tergolong sulit. Namun, Al-biruni berhasil mengatasi semua itu dan menjadi ilmuwan hebat, hingga dikenang dan diakuni kecerdasanya sampai saat ini oleh semua orang di dunia. Baca : Kisah Hidup Buya Hamka
Ilmu Matematika
Al-Biruni Berhasil membuat rumus-rumus matematika untuk menghitung lingkaran bumi dan diameternya, rumus ini di sebut Al-Biruni. Dia berhasil menemukan rumus-rumus yang sesuai dengan sinus dalam hitungan Trigonometri. Ia juga berhasil dalam membuat rumus Kalkulus yang ditrmukan oleh Tsabit bin Qurah dengan menggunakkan bukti-bukti geometris. Namun, sayangnya penemuan ini akhirnya dklaim sebagai penemuan Ishac Newton oleh orang Barat.
Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
Al-Biruni telah mendahului para ilmuwan pada masanya dalam menyimpulkan bahwa kecepatan cahaya melebihi kecepatan suara. Dia memiliki pendapat sama dengan Ibnu Haitsam dalam menentang pendapat Gelenus, dan mengatakan bahwa sinar cahaya bersumber dari objek benda yang dilihat ke mata. Dia juga menerangkan fenomena khusus yang berhubungan dengan tekanan zat cair gas dan keseimbangannya. Dia juga menggunakan rumus hidrostatistik untuk menjelaskan mengapa air menguap dan mata air naik ke atas.
Bidang Gelogi dan Ilmu Pertambangan
Al-Biruni mengetahui hakekat perubahan yang terjadi pada kulit bumi, dan bahwa perubahan itu terjadi secara pelan dan bertahap dalam jangka waktu yang sangat panjang, atau seperti yang kita ketahui dengan istilah sekarang "Eon dan masa geologi".
Ilmu Astronomi
Al-Biruni adalah orang yang pertama kali menyimpulkan adanya pergerakan titik matahari yang terjauh dari bumi
Bidang Geografi
Al-Biruni pada zamanya sudah berhasil menjelaskan bahwa planet-planet yang kita kenal beredar di sekitar matahari, dan perbedaan antara malam dan siang disebabkan oleh perputaran bumi pada dirinya dan bukan perputaran matahari. Penemuan ini mendahului para Astronom Barat seperti Copernicus dan Galileo dengan selisih waktu sekitar 5 abad.
Baca Juga : Perjuangan Pangeran Diponegoro
Al-Biruni berhasil mengukur lingkaran bumi dengan menggunakkan matematika geografi. Cara ini di Barat dikenal dengan sebutan "teori Al-Biruni". Menurut seorang orientalis, Nallino, "Pengukuran yang dilakukan oleh Al-Biruni pada lingkaran bumi merupakan salah satu efek dari peradaban Islam".
Bidang Biologi
Al-Biruni juga memaparkan tentang perilaku menyimpang (tidak normal) pada tumbuhan dan hewan (seperti fenomena kembar siam), dan menerangkan fenomena perkawinan pada beberapa jenis daun bunga.
Bidang Farmakologi
Al-Biruni menulis buku yang berjudul "Kitab Ash-Shaidalah Fith Thib" yang berisi tentang obat-obatan yang digunakan para dokter, serta pendapat orang dahulu terhadap obat tersebut.
Bidang Humaniora dan Sastra
Dalam bidang filsafat Al-Biruni melakukan korespondensi dengan Ibnu Sina yang membahas tentang perbandingan antara berbagai aliran filsafat dan sufi di kalangan orang-orang india, umat kristiani dan masyarakat muslim. Dalam bidang sastra Ia juga menulis beberapa buku seperti "Syahru Syi'ri Abi Tamam" dan "Mukhtar Al-Asy'ar Wa Al-Atsar".
Masih banyak lagi ilmu-ilmu yang diperoleh oleh Al-Biruni hingga dikenal dan tersebar ke sluruh penjuru dunia, hingga Akademi Ilmu Uni Soviet memperingati hari lahirnya Al-Biruni pada tahun 1950 M, dan menerbitkan majalah kenangan Al-Biruni yang berisi Makalah dan tulisan Al-Biruni setebal 139 halaman. Hal ini juga terjadi di India dan Pakistan yang juga memperingati hari lahirnya Al-Biruni. Pada 1974, UNESCO juga tak ketinggalan, organisasi itu menerbitkan majalah edisi khusus tentang Al-Biruni, yang berisi tentang biografi dan penemuan ilmiahnya.
Komentar Tentang Al-Biruni
Bernard Louis, orientalis Inggris mengatakan, "Dia adalah ilmuwan yang sangat dalam ilmunnya dalam bidang fisika, matematika, psikologi, kimia, geografi, dan sejarah. Dia juga cedikiawan ulung yang merupakan salah satu ilmuwan terkemuka pada masa Islam pertengahan."
Smith mengatakan, "Al-Biruni merupakan ilmuwan paling tenar pada masanya dalam bidang matematika, dan orang-orang Barat berhutang budi kepadanya dengan mereka mengetahui India dan pengaruhnya bagi ilmu-ilmu yang lain."
Arter Ebham Bob, seorang orientalis Amerika mengatakan, "Dalam daftar ilmuwan manapun, nama Al-Biruni pasti berada di posisi yang tinggi. Sebab, tidak mungkin sempurna sejarah ilmu matematika, astronomi, geografi, humanoria, dan perbandingan agama tanpa kontribusinya yang besar dalam ilmu-ilmu tersebut."
Baca Juga : Perjuangan Bung Tomo
Sumber: Albaqirah Ulama' Al-Hadharah wa Al-Islamiyah