Indonesia memiliki beberapa pasukan khusus dalam bidang
militer, salah satunya yaitu Kopaska. Kopaska merupakan singkatan dari “Komando
Pasukan Katak” didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno untuk
mendukung kampanye militer di Irian Jaya. Pasukan khusus TNI Angkatan Laut ini
memiliki semboyan “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang berarti “Tak Ada Rintangan
yang Tak Dapat Diatasi”.
Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954. Bapak
dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan
laut di pangkalan angkatan laut Surabaya . Tugas utama Kopaska adalah demolisi
(peledakan) bawah air termasuk sabotase (penyerangan rahasia) ke kapal lawan
dan pangkalan musuh, kamikaze (torpedo berjiwa), penghancuran instalasi bawah
air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang
lebih besar serta maritime counter terrorism (anti-teror di laut), mengawal
presiden, dan menjaga keamanan negara.
Sekilas Perekrutan Kopaska
Proses perekrutan personel Kopaska diadakan setahun sekali
dan hanya personel TNI AL non-Marinir yang boleh mendaftar. Usia maksimal
pendaftar adalah 30 tahun. Proses pemilihan ini memakan waktu selama tujuh bulan.
Biasanya, dari 700-1500 pendaftar hanya 15-20 orang yang lulus seleksi pertama.
Setelah itu, para lulusan seleksi pertama ini
harus mengikuti Pelatihan Empat Tahap, yaitu satu minggu latihan fisik
(hellweek), setelah itu latihan dasar bawah air, latihan komando, dan latihan
parasut. Biasanya setelah keempat tahap ini hanya sekitar lima atau enam orang yang
lulus menjadi anggota Kopaska.
Proses perekrutan KOPASKA terbagi dalam beberapa tahap dan
mempunyai spesifikasi khusus untuk perekrutan anggotanya. Spesifikasi
perekrutan adalah anggota TNI AL (non Marinir), minimal sudah berdinas selama 2
tahun, lulus uji kesamaptaan dan kemampuan jasmani, lulus uji ketahanan
domisili di air (tes ketahanan air), lulus psikotest khusus, lulus kesehatan
khusus di bawah air.
Setelah anggota dinyatakan lulus test maka diadakan
pendidikan selama 10 bulan di Sekolah Pasukan Katak TNI AL (SEPASKAL) / Komando
Pendidikan Operasi Laut-KODIKOPSLA/Komando Pengembangan Pendidikan TNI
AL-KOBANGDIKAL) Ujung Surabaya. Sebelumnya adalah di Sekolah Penyelaman TNI AL
(SESELAM) PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya). Dengan materi umum antara lain :
Akademis umum angkatan laut (operasi laut, navigasi, mesin,
elektronika, bangunan kapal, komunikasi dan lain lain)
Kepaskaan (doktrin manusia katak, penyelaman dasar,
penyelaman tempur, renang tempur, kartografi, menembak berbagai jenis senjata,
mengemudi, dan menangani kapal/perahu cepat dan lain lain)
Dik Komando (dasar komando, perang hutan, jungle
survival/sea survival SERE, dan lain lain. Sebelum mempunyai pendidikan Komando
sendiri siswa kopaska ikut dengan pendidikan komando hutan Marinir)
Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar
mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun (static
& free fall) untuk mendarat di sasaran-sasaran lepas pantai dan laut.
Intelijen tempur, sabotase dan kontra sabotase, demolisi
bawah air, dan SAR Tempur.
Latihan Neraka Kopaska
Personel Kopaska TNI AL dipilih dari orang-orang terbaik.
Selain memiliki otot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps
Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama
dua tahun atau lebih.
Mengapa harus pelaut? Pertama, anggota Paska (Pasukan Katak)
harus mengetahui konsep perang laut secara menyeluruh. Misal hendak melakukan
misi sabotase atau pembebasan sandera, mereka sudah harus tahu bagian-bagian
kapal. Kedua, jika sudah berpengalaman dalam KRI, insting mereka akan langsung
bermain di mana kamar mesin, ruang amunisi, tanki bahan bakar dan sebagainya.
Hal ini jelas akan berpengaruh dalam kesuksesan misi.
Latihan pertama yang harus dijalani oleh calon personel
Paska adalah "hellweek", dan ini benar-benar menguras emosi,
tenaga dan keringat sampai ke tetes terakhir. Dalam buku Kopaska, Spesialis
Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska, dikupas
soal hellweek ini. Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian
hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau
saat tidur terlelap.
Hari pertama minggu neraka ini dibuka dengan ritual melahap
nasi komando bersama-sama. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk,
telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan
dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang
berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas. Sebagai pelepas
dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan,
tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia. Setiap hari porsi tekanan
terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik
maksimal.
Uniknya selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama
hewan laut. Maka nama-nama tongkol, udang, paus, kakap wajib digunakan. Nah,
kadang hingga pendidikan selesai, nama ini masih melekat di antara sesama
mereka. Jika tak kuat pendidikan, silakan berhenti. Tak ada paksaan sama sekali
untuk mengikuti latihan Paska ini.
Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan
topi bajanya di pinggir lapangan. Dari situ kelihatan berapa orang yang telah
mengundurkan diri dalam satu angkatan.
Detasemen Kopaska
Saat ini Kopaska terdiri atas dua grup, yakni wilayah Barat
dan Timur. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur
di Surabaya. Koordinasi terhadap dua grup Kopaska dipegang Komando Armada RI
masing-masing wilayah.
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Barat (Satkopaska
Armabar)
Detasemen 1 Sabotase/anti-Sabotase (Teror)
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 Combat SAR
Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut/Mine clearence
Detasemen 5 Underwater Demolition
Detasemen 6 Special Boat Units.
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Timur (Satkopaska
Armatim)
Detasemen 1 Sabotase/anti-Sabotase (Teror)
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 Combat SAR
Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut/Mine clearence
Detasemen 5 Underwater Demolition
Detasemen 6 Special Boat Units.
Masing-masing grup akan dipimpin oleh kolonel yang membawahi
enam detasemen.